Technology

Pages

Rabu, April 23, 2014

UNJ Akan Tanpa Rektor

Ada yang menarik ketika membaca tulisan berjudul “Tiga Kunci Arah Pendidikan Indonesia” yang ditulis oleh Prof. Djaali di harian Media Indonesia edisi Sabtu, 2 Maret 2014. Bukan terkait isi tulisan tersebut. Namun, terhadap status yang tertera di bawah nama penulis. Status yang kemudian dikomentari oleh Prof. DR. Tjipta Lesmana dengan tulisan berjudul “Rektor Tapi Belum Rektor” (Rakyat Merdeka, 3 Maret 2014). Dalam tulisannya, Prof Tjipta mempermasalahkan tentang pelanggaran etika dimana Prof. Djaali menyebut dirinya sebagai rektor Universitas Negeri Jakarta. Padahal, rektor yang sedang menjabat belumlah resmi dilengserkan. Meski pada akhirnya MI kemudian mengklarifikasi bahwa status rektor yang tertulis di bawah nama Prof. Djaali adalah kesalahan redaksi. Terlepas dari masalah di atas, pertanyaan yang kemudian muncul beberapa hari belakangan adalah terkait kapan Prof. Djaali akan resmi menjadi Rektor UNJ. Lebih mudahnya adalah kapan tanggal pasti prosesi pelantikan rektor terpilih kita tersebut. Sudah genap di angka dua bulan lebih sejak Prof. Djaali diumumkan dan dinyatakan menang dalam pemilihan Rektor UNJ periode 2014-2018 pada tanggal 19 Februari 2014 kemarin. Prof. Djaali yang saat itu mengungguli dua kandidat lawannya menang dengan angka tipis. Berbeda lima suara dengan Prof. Ilza Mayuni di urutan kedua dan Dr. Karnadi di urutan ketiga. Hal terkait waktu pelantikan Prof. Djaali sudah seharusnya menjadi konsumsi masyarakat UNJ karena tepat di tanggal 26 April ini SK tentang kepemimpinan Prof. Bedjo sudah berakhir. Lalu, siapa yang akan memimpin kampus ini jika tanpa rektor. Sekadar mengingatkan kita bahwa pemilihan rektor UNJ tahun ini memang melibatkan aspirasi mahasiswa dan dosen dalam penjaringan bakal calon rektor. Diawali dengan pemilihan oleh mahasiswa dan dosen di tinggkat fakultas, kemudian penyaringan nama calon rektor oleh senat fakultas yang kemudian diserahkan ke senat universitas hingga akhirnya terpilihlah tiga calon yang akan menduduki posisi nomor satu di kampus ini. Kondisi ini memang cukup demokratis meski banyak pihak yang menilai bahwa kondisi tersebut adalah pseudodemokrasi. Artinya proses tersebut hanya menjadi kedok semata. Yang terjadi sebenarnya adalah nama – nama calon rektor atau bahkan rektornya sendiri sudah ada dan terpilih. Malah beberapa hari sebelum pemilihan rektor sebuah akun facebook “Suara Rektor” sudah merilis foto Prof. Djaali sebagai rektor terpilih. Kini rektor terpilih kampus ini sudah ada. Proses panjang yang akhirnya menelurkan nama Prof. Djaali sudah selesai. Namun, sepertinya UNJ akan tanpa rektor setelah tanggal 26 nanti. Pihak rektorat, seperti yang disampaikan Bapak Fakhrudin Arbah selaku Pembantu Rektor III kepada Reza Indrawan, menyatakan bahwa kepastian tanggal pelantikan rektor terpilih belum ada. Ibarat seorang nakhoda dalam proses pelayaran sebuah kapal, UNJ akan terombang ambing di tengah laut jika pemimpin tertinggi kampus ini tidak ada. (El Kharis/kominfo)

Senin, April 21, 2014

Mengisi Kekosongan

Pernahkah engkau merasa engkau hanya sebagai boneka? Artinya, bahwa keberadaanmu hanya untuk melengkapi atau mengisi kekosongan?Pernah? Aku sendiri pernah. Baru tersadar lebih tepatnya. Karena akhirnya keberadaanku tak meninggalkan apa-apa. Sekali lagi bahwa aku baru menyadarinya.

Terkadang, kita sudah berdarah-darah, mengorbankan banyak hal namun akhirnya kekecewaan yang kita dapatkan. Terkadang kita hanya melakukan usaha yang sangat kecil namun akhirnya kepuasan yang kita hasilkan.

Setelah lama berpikir mungkin karena kita memulai semua itu tanpa keikhlasan. Tanpa niat yang baik di awal hingga akhirnya kita kecewa dan tidak puas.