Technology

Pages

Minggu, Juli 24, 2011

Lomba Cerpen dan Cerber Femina 2011

GILIRAN ANDA JADI PENULIS TERKENAL!

Femina kembali mengundang Anda --para penulis fiksi hebat-- untuk ikut serta dalam Sayembara Cerpen & Cerber femina. Tantang daya cipta Anda untuk menjadi penulis terkenal sekaligus membawa pulang total hadiah Rp44 juta!


Hadiah Sayembara Cerpen*
Pemenang I : Rp6.000.000
Pemenang II : Rp4.000.000
Pemenang III : Rp3.000.000

Hadiah Sayembara Cerber*
Pemenang I : Rp15.000.000
Pemenang II : Rp9.000.000
Pemenang III : Rp7.000.000
*Hadiah dikenakan pajak 5% (dengan NPWP) atau 6% (tanpa NPWP)

Syarat Umum Sayembara Cerpen & Cerber
  • Peserta adalah Warga Negara Indonesia.
  • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, menggunakan ejaan yang disempurnakan.
  • Naskah harus karya asli, bukan terjemahan.
  • Tema bebas, namun sesuai untuk majalah femina.
  • Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan onlinedan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
  • Peserta hanya boleh mengirim 2 naskah terbaiknya.
  • Hak untuk menyiarkannya di media online ada pada PT Gaya Favorit Press.
  • Redaksi berhak mengganti judul dan menyunting tanpa mengubah isi.
  • Naskah yang tidak menang, namun memenuhi syarat, akan dimuat di femina.
  • Penulis akan mendapat honor sesuai standar femina.
  • Keputusan juri mengikat. Tidak dapat diganggu gugat dan tidak ada surat-menyurat.
  • Lomba ini tertutup untuk karyawan Femina Group.
  • Naskah dikirim ke Redaksi femina, Jl. H.R. Rasuna Said Kav B Blok 32-33, Kuningan, Jakarta Selatan, 12910.

Syarat Khusus Cerpen:
  • Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak dua spasi.
  • Font Arial ukuran 12.
  • Panjang naskah 6-8 halaman, dan dikirim sebanyak dua rangkap disertai 1 (satu) CD berisi naskah.
  • Naskah dilampiri formulir asli dan fotokopi KTP.
  • Pada amplop kiri atas ditulis: Sayembara Mengarang Cerpen femina 2011.
  • Naskah ditunggu selambat-lambatnya 15 September 2011.
  • Pemenang akan diumumkan di majalah femina yang terbit pada bulan November 2011.
  • Karya pemenang utama akan dimuat di femina edisi tahunan 2012.

Syarat Khusus Cerber:
  • Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak dua spasi.
  • Font Arial ukuran 12.
  • Panjang naskah antara 40-50 halaman.
  • Dijilid dan dikirim sebanyak dua rangkap, disertai 1 (satu) CD berisi naskah.
  • Naskah dilampiri formulir asli, fotokopi KTP, dan sinopsis cerita.
  • Pada amplop kiri atas ditulis: Sayembara Mengarang Cerber femina 2011.
  • Naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2011.
Pemenang akan diumumkan di femina, terbit akhir April 2012.

Download Formulir: Di sini

Kamis, Juli 21, 2011

Lomba Menulis “Novel Republika 2011”


Deadline 15 Oktober 2011 (Cap Pos)

Hadiah

* Karya terbaik pertama akan memperoleh uang saku sebesar Rp. 25 Juta + piala (belum termasuk royalti dari penerbitan dalam 

bentuk buku)
* Terbaik kedua berhak atas hadiah uang saku sebesar Rp 20 Juta + piala (belum termasuk royalti dari penerbitan buku)

 
* Terbaik ketiga memperoleh uang saku sebesar Rp 15 juta + piala (belum termasuk royalti dari penerbitan buku)

 
Syarat dan ketentuannya:

1. Mengisi formulir pendaftaran (bisa didownload di www.republika.co.id)
2. Warga negara Indonesia, dan melampirkan fotokopi kartu identitas(KTP/KTM/Kartu Pelajar/Paspor)
3. Karya asli, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan jiplakan. (menyertakan surat bermaterai Rp. 6000,- yang menyatakan karya yang dikirim adalah karya asli
4. Karya belum pernah dipublikasikan atau disertakan dalam lomba sejenis
5. Tema novel bebas, menghadirkan materi yang menggugah
6. Novel bernapaskan Islam rahmatan lil alamin
7. Tidak bermuatan pornografi
8. Naskah diketik dengan format microsoft word (versi-2000-2010) dengan jumlah halaman min 150 hlm, dan diketik dengan spasi 1,5 dan di print out di kertas berukuran A4, menggunakan font Times New Roman, ukuran 12 dan diberi nomor halaman;
9. Peserta boleh mengirim lebih dari 1 karya
10. Naskah dijilid sebanyak 3 buah dan dimasukkan dalam amplop tertutup yang ditujukan kepada:
11. Panitia Lomba Penulisan Novel Republika 2011: Jl. Warung Buncit Raya No.37 Jakarta Selatan, 12510
12. 10 peserta finalis akan diminta mengirimkan naskah dalam bentuk softcopy kepada panitia
13. 3 naskah terbaik akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh republika
14. 7 naskah finalis lainnya akan dimuat sebagai cerita bersambung di harian republika



Sumber: ini

Jumat, Juli 08, 2011

Lomba Cerpen UNTIRTA, Hadiah Jutaan Rupiah

Deadline: 17 September 2011

SAYEMBARA MENULIS CERPEN 2011
UKM Belistra FKIP Untirta

Unit Kegiatan Mahasiswa Bengkel Menulis dan Sastra (UKM Belistra), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten, menggelar Sayembara Menulis Cerpen Tingkat Mahasiswa se-Indonesia 2011.

Syarat
1. Peserta adalah mahasiswa D3/S1 perguruan tinggi di Indonesia,
2. Peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 (satu) naskah cerpen terbaiknya,
3. Tema bebas,
4. Naskah cerpen bermuatan eksperimentasi, eksplorasi, dan inovatif, baik tema, visi, maupun teknik penyajian,
5. Panjang cerpen tidak dibatasi,
6. Naskah cerpen merupakan karya sendiri, bukan saduran, terjemahan, atau plagiat,
7. Naskah cerpen belum pernah dipublikasikan di media massa cetak dan atau elektronik, dan tidak sedang diikutkan dalam lomba/sayembara lain,
8. Naskah cerpen ditik menggunakan huruf Time News Roman, 12 pt, spasi 1.5,
9. Biodata penulis dilampirkan pada halaman terakhir naskah, dan tidak lebih dari satu halaman,
10. Lampirkan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau surat keterangan lain yang menyatakan bahwa peserta adalah mahasiswa D3/S1,
11. Naskah cerpen dikirim paling lambat 17 September 2011, pukul 00.00 WIB,
12. Naskah cerpen dikirim (attach files) ke alamat e-mail: sayembaracerpenbelistra[at]yahoo[dot]com, cc: ukmbelistra[dot]fkip[at]yahoo[dot]com,
13. Naskah cerpen yang dikirim menjadi milik panitia,
14. Pengumuman pemenang pada minggu ketiga bulan November 2011, di blog: ukmbelistra[dot]blogspot[dot]com,
15. Dewan juri akan memilih 20 naskah terbaik (jawara I, II, III, dan 17 nominie),
16. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat.

Hadiah
Jawara I uang tunai Rp 1.000.000,- + Sertifikat + Piala
Jawara II uang tunai Rp 750.000,- + Sertifikat
Jawara III uang tunai Rp 500.000,- + Sertifikat
17 nominie mendapatkan sertifikat

Dewan Juri
Kurnia Effendi - Raudal Tanjung Banua - Linda Christanty
Kontak Panitia
087774121439 (Tri Megaraesita), 081906494706 (Anom FPA)

Sekretariat UKM Belistra FKIP Untirta
Jl. Raya Jakarta Km. 04, Kampus Untirta, Gedung PKM-2 (Bawah Tangga), Pakupatan, Serang-Banten.

Sabtu, Juli 02, 2011

Monolog Jakarta; JAya KARena kiTA


 Esai terbaik dalam Gebyar Jakarta: Jakarta KITA (KIan ditaTA, KIan dicinTA)


"Semakin tinggi pohon, maka semakin besar angin yang menerpanya."
Peribahasa yang saya kutip di atas adalah peribahasa yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Jakarta saat ini. Ya, tepat di tanggal 22 Juni Jakarta merayakan hari jadinya dan ternyata semakin bertambah tua umur Jakarta, semakin banyak masalah yang dihadapi. Dan tentu saja semakin susah untuk ditangani akibat terakumulasi. Di usianya yang ke-484 tahun, Jakarta masih belum bisa menuntaskan masalah-masalah “warisan” dari tahun-tahun sebelumnya. Justru malah ditambah dengan banyaknya masalah baru yang muncul. Permasalahan-permasalahan ini akhirnya menjadi identitas Jakarta yang amat kuat. Lalu akan seperti apa jika permasalahan di Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia ini tidak segera diselesaikan?

Baru-baru ini di sebuah situs berita online disebutkan bahwa pengguna jalan di Jakarta terbukti sebagai pengguna jalan paling tak bahagia di dunia. Pernyataan ini berdasarkan sebuah riset Journey Experience Index yang dilakukan perusahaan konsultan bisnis Frost & Sullivan. Jakarta berada di urutan ke-23 dari dua puluh tiga kota yang dilibatkan. Dalam riset ini diungkapkan bahwa Jakarta merupakan kota dengan indeks terendah dalam kepuasan pengguna jalan. Jakarta hanya bisa mencapai angka 30, 5 poin berada di bawah kota Seoul, Korea Selatan yang berada di angka 35,5 poin. Berada di urutan pertama adalah Kota Kopenhagen yang mecapai nilai kepuasaan sebesar 81,5 poin. Ini adalah nilai yang wajar untuk Kopenhagen karena lebih dari 25 persen penduduk Kopenhagen menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk menuju tempat aktifitas mereka (Republika.co.id). Sungguh kenyataan yang sangat menyedihkan. Masalah kemacetan adalah masalah yang sudah dialami kota Jakarta sejak bertahun-tahun lamanya. Namun, tak pernah bisa dituntaskan oleh pemerintah ibukota ini.

Kemudian permasalahan ruang terbuka hijau (RTH) yang baru mencapai angka 2,8 persen. Padahal, menurut ketentuan Menteri Dalam Negeri untuk memelihara paru-paru kota dan sebagai catchment area semestinya sebesar 40-60 persen. Masalah ini timbul tentu karena pembangunan Jakarta yang uncontrolled, tidak terkontrol. Jakarta hanya mempercantik diri dengan membangun gedung-gedung bertingkat dan pusat-pusat perbelanjaan tanpa mempertimbangkan kuota untuk ruang terbuka hijau yang masih jauh panggang dari api. Padahal, tentang tata ruang kota ini telah diatur oleh Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah bahwa arahan penataan ruang wilayah akan ditujukan untuk melaksanakan 3 (tiga) misi utama. Pertama, Membangun Jakarta berkelanjutan. Kedua, msengembangbiakan lingkungan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. Dan, ketiga, Mengembangkan Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional. Inilah gambaran Jakarta sedang menuju bunuh diri ekologis.

Banyak wacana tentang Jakarta lebih baik yang tidak digarap secara optimal. Termasuk salah satunya rencana mengatasi kemacetan yaitu dengan option varian baru, Mass Rapid Transit (MRT) sampai saat ini menguap begitu saja. Busway yang telah berjalan pun masih belum maksimal. Itu baru dari sisi lalulintas dan tata ruang kota, Jakarta mempunyai permasalahan pelik lain, yakni banjir. Banjir Kanal Barat sudah dibangun untuk mengatasi ini, tetapi Jakarta masih membutuhkan Banjir Kanal Timur untuk menyerap banjir di kawasan timur Jakarta. Selesaikah daftar permasalahan yang dihadapi Jakarta? Tidak. Masalah kesehatan, kemiskinan, sampah, dan masalah-masalah lain berbaris rapi di belakang masalah-masalah yang telah saya sebut.

Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Pemerintah kota-kah sebagai pemegang kebijakan? Bagi saya, pemerintah dalam hal ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Yah, meski sudah ada “ahli” yang “katanya” mau memperbaiki ini tetapi kitapun tak boleh tinggal diam kan?

Selama ini yang saya lihat pemerintah Jakarta hanya mengadakan pertunjukan “monolog” dalam penataan kota. Ketika pemerintah sedang berusaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, masyarakat Jakarta seakan hanya sebagai penonton dan pengkritik. Tidak ada kontribusi nyata yang diberikan. Ataupun hanya sebagian kecil dari kita yang berkontribusi. Saya masih sering melihat di banyak tempat mobil diparkir di pinggir-pinggir jalan besar, pengendara sepeda motor yang juga menerobos trotoar yang disediakan untuk pejalan kaki, sampah yang dibuang di sembarang tempat, dan banyak hal tak bertanggung jawab lain yang dilakukan oleh masyarakat Jakarta sendiri. Kemudian ketika hal-hal tersebut mendatangkan sebuah bencana misalkan banjir datang, yang dilakukan hanya menyalahkan pemerintah mengapa tidak membuat ini atau membuat itu tanpa melakukan instropeksi diri, apakah saya sudah ikut mengatasi masalah ini? Apakah saya sudah menata dan mencintai Jakarta?

Kalau kita memang ingin Jakarta berubah maka diri kitalah yang harus merubahnya. Jangan menunggu orang lain yang merubahnya dan kita hanya sebagai penonton dan penikmat namun tak ada kontribusi nyata dari kita. Mulailah dari hal yang terkecil. Jangan meragukan  nasihat ini. Bukankah kita sudah latah dengan sebuah kalimat, sedikit demi sedikit lama menjadi bukit? Atau kalimat ini juga hanya sebatas wacana belaka bagi kita. Jakarta adalah kota kita dan kita juga tentunya punya tanggung jawab untuk menjaganya. Di Jakarta inilah Tuhan menciptakan Indonesia. Karena, di kota inilah orang Indonesia dibentuk dan di sini juga Soekarno bersama Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, sejak zaman dahulu, Jakarta telah menjadi kota kosmopolitan dan ditinggali oleh beragam suku dari wilayah Nusantara yang kemudian membentuk identitas baru sebagai orang Indonesia. Jakarta akan jaya kalau kita mau membuatnya jaya. Karena Jakarta, Jaya KARena kiTA.