Technology

Pages

Minggu, November 14, 2010

Beliau Masih Tetap Yang Terbaik

Oleh: Iqbal Kharisyie

Hanya satu contoh teladan
Muhammad, pemimpin kita
Lebih sayang umat ketimbang dirinya
Betapa aku merindukannya

(Nasyid by Snada)

Sebagai seorang muslim ketika diri saya ditanya, “Siapakah pemimpin idolamu?” Maka saya akan langsung dengan tegas menjawab: Nabi Muhammad. Ya, Muhammad adalah seorang pemimpin yang patut diidolakan. Bahkan harus. Tidak hanya sebagai pemimpin umat islam, Beliau juga adalah seorang pemimpin negara yang baik, pemimpin perang yang tangguh, pemimpin keluarga yang bertanggung jawab, dan pemimpin dirinya sendiri yang rendah hati. Lalu, apalagi yang perlu dipikirkan untuk tak mengidolakannya?

Secara umum, kepemimpinan atau sering kita sebut leadership adalah kemampuan seseorang untuk mengkomunikasikan dan mempengaruhi orang lain, sehingga terbentuk sebuah komunitas yang bersedia bergerak di bawah pengaruhnya. Dan kemampuan itu benar-benar dimiliki Rasulullah.

Sejarah mencatat bahwa sampai saat ini tak ada seorangpun yang mampu menandingi kepemimpinan Rasulullah. Dalam waktu yang relatif singkat pengaruhnya meluas ke seluruh negara dengan pengikut yang meyakini kebenarannya hingga sekarang. Bukankah itu bukti bahwa beliau punya kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak mungkin kepemimpinan Rasullullah berkembang dengan pesat jika Beliau tidak mempunyai kemampuan itu. Kemampuan yang langsung diberikan oleh Allah SWT.

Seorang pemimpin adalah pengaruh. Teladan yang baik untuk berbuat kebaikan. Pada usia 8 tahun, beliau telah menjadi teladan yang baik dalam dunia bisnis. Pada usia tersebut beliau telah menggembalakan kambing. Kemudian pada usia 12 tahun beliau berdagang sebagai kafilah ke negeri Syria hingga pada usia 25 tahun beliau menikahi Khadijah karena Khadijah kagum dengan jiwa kepemimpinannya yang gagah di samping juga Rasulullah adalah seorang yang sangat jujur.

Rasulullah sangat menjaga harga diri dan kehormatannya. Meskipun beliau dijamin masuk syurga beliau tetap ramah, tetap belajar dan bekerja keras. Beliau adalah seorang warga biasa ketika di tengah-tengah sahabatnya. Akan tetapi, beliau merupakan seorang pemimpin militer yang sangat tangguh dan pemberani manakala berada di tengah medan pertempuran menghadapi musuh-musuh Allah. Beliau tidak segan membunuh lawan ketika perang. Namun, jangankan memukul dengan tangannya yang suci, menghardik orang pun tak pernah beliau lakukan pada saat damai.

Sungguh, jika pemimpin negara ini mempunyai sifat seperti Rasulullah pasti negara ini akan menjadi negara yang super tangguh. Tapi, adakah? Kita memang tak bisa sesempurna beliau namun bukan berarti kita tidak bisa belajar seperti beliau.


Kriteria pemimpin sukses adalah yang disenangi bawahannya dan mampu menampung aspirasi mereka. Bersikap tegas namun tidak otoriter. Begitupun dengan Nabi Muhammad. Dalam kepemimpinannya, rasulullah bermusyawarah dengan kaum muslimin dalam banyak hal dan di berbagai situasi. Beliau mengambil pendapat Hubab ibnul-Mundzir yang mengusulkan untuk membuat sumur air minum di belakang tentara kaum muslimin pada perang Badar. Beliau juga pernah mengikuti pendapat kaum muslimin untuk keluar dari Madinah menuju bukit Uhud menyambut pasukan kaum Quraisy, meskipun beliau tahu bahwa ini adalah keputusan yang keliru. Beliau pun bermusyawarah dengan Salman al- Farisi, ketika mengusulkan untuk menggali parit di sekeliling Madinah. Dan, masih banyak lagi situasi dimana Rasululah bermusyawarah bersama kaum muslimin.

Berikut saya kutip isi dari sebuah buku berjudul “The Power Of Leader” tentang kebersahajaan Rasulullah lainnya.

Dalam setiap kebaikan, Nabi Muhammad menjadi teladan terbaik. Jika ia menyuruh untuk berjihad maka ia akan berada di barisan paling depan. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Ketika pertempuran sudah berkecamuk begitu dahsyat, maka kami berlindung di balik Rasulullah.”

Beliau bertempur paling depan, bersedekah seperti angin, dan hidup bersahaja. Ketika Rasulullah menyuruh bertahajud, maka beliau bertahajud sampai kakinya bengkak. Ketika menyuruh berpuasa, maka beliau berpuasa hingga perutnya sampai diganjal dengan batu. Ketika menyuruh orang berakhlak, beliaulah akhlaknya yang paling mulia. Apa pun yang beliau katakan pada umatnya pasti beliau lakukan. Itulah sebabnya ribuan tahun sampai kini, ribuan kilometer jaraknya, masih tetap kuat pengaruh beliau kepada umat. (The Power of Leader, Penerbit AKBAR, 2007. Hal. 108)

Subhanallah. Semoga akan ada pemimpin yang nyaris (mirip) seperti Rasulullah yang memimpin negeri ini. Negeri yang sudah terlalu carut-marut, negeri yang telah tertimpa degradasi moral, dan negeri yang penuh sekali dengan pemimpin-pemimpin yang memenuhi kantong dan perut mereka sendiri. Semoga akan ada pemimpin yang bersikap, berbuat, dan bertindak seperti yang disabdakan Rasulullah, “Seorang Jenderal yang brillian dalam pertempuran bukanlah yang membunuh 100 tentara dalam pertempuran. Akan tetapi, memenangkan 100 pertempuran tanpa membunuh musuhnya.”

Rasulullah juga bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu.”

1 komentar:

Full Islamic Learning mengatakan...

Subhanallah, beliau memang panutan seluruh manusia