Cerita ini bakal kumulai saat kita sedang persiapan WF (Welcome Freshman). Check this one out!
Susah ternyata ngatur orang-orang yang sudah dewasa (atau sok dewas, hehe). Dua hari lagi bakal ada acara WF atpi belum ada persiapan yang matang. Sang ketua kelas malah sibuk ikut aksi. Udah gitu mau ngambil alih kekuasaan takut dianggap kudeta. Hah, kalo gini terus gag bakal selesai-selesai.
"Gini aja, sekarang salah satu bertanggung jawab untuk bikin naskah jika kita mau tampilin drama." aku mulai beretorika. Beberapa teman sekelasku ada yang masih sibuk sendiri. "Siapa yang mau bikin naskah.
"Elu aja, Bal. Elu kan suka bikin cerita." Tiwi, temen yang beberapa hari yang lalu tuker-tukeran alamat blog berbicara.
"Enggak ah. Kalo urusannya drama aku gag jago." aku berkilah. Lagi males bikin cerita soalnya. "Udah siapa yang mau bikin naskahnya?" aku mengulang pertanyaanku. Aku memandangi mereka satu-persatu. Ada beberapa orang yang sudah kukenal dan ada yang cuma paham wajah doang. Diantara yang kukenal itu ada si Ardy dan Lola, orang yang pertama kali kukenal waktu sebelum MPA. Hem, sebaiknya cerita ini aku mundurin ke belakang lebih jauh ya. Maaf nih, meskipun judulnya 'Sebut Saja Mawar The Series' tapi kayaknya bakalan tokoh 'AKU' yang banyak disoroti. Hehe.
Oke, aku mundurkan cerita saat MPA.
Seksi kedislipinan terihat seperti pemburu yang siap memangsa buruannya. Dan buruannya tentu saja kami, mahasiswa baru. Di depan kami ada Bang Soleh yang dari wajahnya terlihat begitu nafsu menghadapi kami. Di bagian tengah di depan kami ada Bang Fauzan yang disebut panitia Bang Ojan. Wajahnya tak lebih garang dari Bang Soleh tapi beberapa dari kami terlihat menundukkan wajahnya.
"Ayo, siapa yang mau jadi Leader of The Day!" Bang Nadi sama siapa gag tahu namanya, yang jadi MC MPA jurusan pertanyaannya. Aku mnimbang-nimbang. Tunggu dulu, ah. Kalau nggak ada yang mau mengajukan diri jadi Leader of The Day baru aku maju. Beberapa second kutunggu. Dou MC MPA masih terus meminta salah satu dari kami untuk mau jadi Leader of The Day tapi belum juga ada yang mau maju. Bang Soleh yang berdiri tak jauh dariku menampakkan wajah gaharnya. Mengatakan bahwa kami cemen dan penakut. Akhirnya, karena tak ada yang maju maka aku mengangkat tangan dan disambut dengan hangat oleh Bang Nadi dan MC yang satunya.
Kulemparkan pandanganku ke arah temen-temen satu jurusan yang belum banyak kukenal dan kupandangi Ardy. Sedikit mencari dukungan. Ketemu. Duduk di bagian belakang di kelompokku. Dan kucari Lola.
Kenapa Lola? Jawabannya ada di cerita selanjutnya. Jangan Sampai ketinggalan ya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
masih inget aja kejadiannya....
tak terasa kurang lebih 6 bulan udah terlewat...
Masih atuh, Neng andhin...
kalian itu berkesan bagiku
*neplak jidat...
Hueks!!!
LANJUTKAN!!!
wessss \(^_^)/
ada namaku :D :D :D
gue tunggu cerita lengkapnya?
saya tidak ada -.-
males ama mas iqbal
iya dong...
waktu itu aku inget omonganmu:
"Eh, dengerin tuh Iqbal mau ngomong."
kata tiwi yg memakai jas panjang warna coklat...
aperina\;
Oke...
Siap...
Papatsss:
Bakal ada edisi khusus buatmu..
Posting Komentar